Global Warming



Global warming (pemanasan global) atau lebih dikenal sebagai efek rumah kacaterjadi, ketika sinar matahari sebagai penghasil spektrum gelombang elektromagnetik yang terbagi oleh beberapa jenis gelombang dengan frekuensi dan panjang gelombang berbeda mengenahi ruang greenhouse,  tidak mampu terpantulkan kembali oleh tanaman sehingga panas timbul dari gelombang mikro, ultraviolet, inframerah yang merupakan jenis dari spektrum gelombang elektromagnetik terperangkap, bercampur dengan udara ruangan. Ini berakibat, suhu ruangan lebih tinggi daripada suhu di luar ruangan. Greenhouse digambarkan oleh bumi yang terhalangi oleh gas-gas rumah kaca yang berada di atmosfer seperti CO2, H2O, CH4, CFC, N2O diluar batas kenormalan. Udara kering diatmosfer mengandung 0,039% atau 390 ppmv (part per milyard volume), Uap air (H 2 O) ~ 0,40% dari atmosfer penuh,  Metana (CH 4) 1,79 ppmv (0,000179%),  CFC tidak diperbolehkan ada diatmosfer. Dinitrogen Oksida (N 2 O) 0,3 ppmv (0,00003%).
 Fakta yang terjadi tanpa CO2 (karbon dioksida) dan H2O(g) (uap air) bumi akan memiliki keadaan sama seperti planet mars, betemperatur lingkungan 00- 1000C.  Karbon dioksida dan uap air yang merupakan gas-gas rumah kaca mampu berikatan dengan gelombang inframerah (700 nm) sehingga bumi memilki temperatur -890C-580C. Berlebihnya gas karbon dioksida dan HO2 mengakibatkan jumlah inframerah yang terikat menjadi lebih besar sehingga terjadi peristiwa pemanasan global, penyebabnya adalah reaksi pembakaran sempurna pada semua jenis bahan yang tersusun atom karbon. Pembakaran sempurna ini bisa terjadi saat bencana alam, bidang industri, sarana transportasi, pembangkit listrik serta kebiasaan terkecil dari manusia yang tidak sadar telah mengakibatkan kenaikan volume dari CO2 dan H2O. Di bidang industri seperti halnya sarana transportasi (mobil, motor, kapal, kereta api, pesawat) dan pembangkit listrik yang semuanya menggunakan bahan bakar fosil (bahan yang tersusun atas rantai berkarbon) menghasilkan donatur terbesar CO2 dan H2O. Kerusakan terumbu karang, kerusakan hutan dari adanya eksploitasi sumber daya alam turut mengurangi pengolah gas-gas rumah kaca dan kebiasaan manusia hanya bersendawa dan merokok mampu memberikan tambahan gas ini.
CFC berasal dari hasil samping penggunaan AC (Air Conditioner) kendaraan dan rumah serta pemakaian parfum menjadi salah satu penyebab terjadinya pemanasan global. Gas yang mampu bertahan di statosfer selama lebih dari 100 tahun ini, mampu merusak lapisan ozon yang berada di lapisan statosfer bumi. Akibatnya sebagian besar sinar ultraviolet (320 nm) tidak bereaksi dengan ozon (2O3 + sinar ultraviolet   menghasilkan   3O2 ) langsung ke bumi, karena besarnya sinar ultraviolet tidak sebanding dengan jumlah ozon di lapisan statosfer. Walaupun sinar ultraviolet penting dalam perombakan pro vitamin D menjadi  vitamin D di dalam tubuh manusia dan hewan, tetapi kelebihan sinar ultraviolet yang bersifat panas dapat menaikkan temperatur bumi.
Selain produksi CO2, H2O yang berlebihan dan produksi CFC, CH4 juga berperan kemampuan 20 kali dari CO2 dalam mengikat inframerah . Jika  kadar CH4 dalam atmosfer lebih dari 1,79 ppmv (0,000179%), maka pengikat inframerah jauh lebih besar sehingga panas di atmosfer yang terus meningkat, berakibat pemansan global. CH4 dihasilkan dari kotoran, gas ternak dan penumpukan sampah serta kebiasaan sendawa.
Peningkatan suhu udara dan bumi bahkan per tahunnya dapat mencapai 0,50C karena adanya pemanasan global berakibat berupa pencarian es di daerah kutub, baik kutub utara dan kutub selatan, sehingga permukaan air laut naik. Sebaliknya daratan menurun bahkan pulau-pulau kecil di negara kepulauan seperti Indonesia terancam tenggelam. Akibat pemanasan global yang kedua adalah perubahan keanekaragaman hayati, misalnya ; perluasan gurun berasal dari padang rumput atau safana merubah ekosistem yang mayoritas dihuni oleh reptilia sebagai ciri khas gurun pasir. Ketiga adalah radiasi sinar ultraviolet yang terlalu besar mengakibatkan, bertambah banyaknya pengidap kanker kulit dan terjadinya mutasi virus. Berkelanjutan mutasi virus ini, penyakit baru bermunculan dan siap menyerang manusia.
  Akibat paling fatal adalah perubahan iklim, musim panas yang biasanya diprediksi jatuh terjadi bulan maret-agustus dan musim dingin terjadi agustus-maret tidak mampu diprediksi kembali. Perubahan iklim menjadi penyebab peristiwa La nina (peningkatan curah hujan), El nino (kemarau kemarau berkepanjangan). La nina bisa potensi besar dalam peristiwa banjir dan longsor. Sebaliknya dengan El nino berakibat terjadinya gagal panen karena area pertanian kekurangan pasokan air.
Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi pemanasan global dengan cara : pajak karbon yakni dengan memberikan biaya pajak lebih tinggi untuk batu bara daripada bensin. Hal ini karena batu bara sebagai satu-satunya penghasil gas rumah kaca berupa karbon dioksida dan uap air. Tindakan lain sebagai solusi pemanasan global adalah pengurangan emisi gas rumah kaca, misalnya memakai produk baik parfum yang berlabelkan non CFC, rehabilitasi hutan, konservasi energi dengan cara mengalihkan energi yang biasanya berbahan bakar fosil menjadi energi yang dapat diperbarui dan ramah lingkungan (tenaga air, gelombang laut, angin dan tenaga surya).

Komentar