PENGINDERAAN JAUH



Penginderaan jauh adalah pengambilan atau pengukuran data/inforrmasi mengenai sifat dari suatu fenomena, objek atau benda dengan menggunakan sebuah alat atau perekam tanpa berhubungan langsung dengan bahan study (http:/rst.gsfc.nasa.gov/intro/Part2_1html.). Penginderaan jauh dilakukan menggunakan sensor yang dipasang oleh satelit  yang memanfaatkan variasi panjang gelombang sebagai perekam obyek sehingga dihasilkan data yang akan dipetakan. Satelit yang digunakan sebagai pengumpulan data ini, berdasarkan orbitnya dibedakan menjadi 2, yaitu  satelit orbit polar dan satelit orbit geostasioner. Satelit orbit polar merupakan satelit yang mengorbit pada bidang hampir utara dan selatan dengan ketinggian antara 600-1000 km. Contoh Landsat (Land Satellite) dan SPOT (Satellite Pour l’Observation de la Terra). Satelit orbit geostasiner yaitu satelit yang mengorbit ssebidang dengan garis equator pada ketinggian 3600 km. Fungsi dari satelit ini sebagai meteorologi dan lingkungan, seperti MSAT. 
Teknik pengumpulan data untuk mendeteksi obyek di permukaan bumi oleh satelit penginderaan jauh membutuhkan energi. Metode yang digunakan dibedakan menjadi 2, yaitu metode pasif dan metode aktif. Metode pasif, satelit mendapatkan energi yang berasal dari matahari untuk pengenal objek, bekerja pada panjang gelombang cahaya optik, dari panjang gelombang cahaya tampak (visible) sampai dengan inframerah thermal, seperti sensor ETM (Enhand Thermatic Mapper). Thermatic Mapper, mempunyai 7 Band yaitu :

Band 1, (0,45-0,52 mikrometer; biru) berguna untuk membedakan kejernihan air dan juga membedakan antara tanah dengan tanaman.

Band  2,  (0,52-0,60 mikrometer; hijau) berguna untuk mendeteksi tanaman.

Band 3, (0,63-0,69 mikrometer; merah) berguna untuk membedakan tipe tanaman, lebih dari 1 dan 2 band.

Band 4, (0,76-0,90 mikrometer; reflected IR) berguna untuk meneliti biomas tanaman, dan juga membedakan batas tanah-tanaman dan daratan-air.

Band 5, (1,55-1,75 mikrometer; reflected IR) menunjukkan kandungan air tanaman dan tanah, berguna untuk membedakan tipe tanaman dan kesehatan tanaman. Juga digunakna untuk membedakan antara awan, salju dan es.

Band 6, (2,08-2,35 mikrometer; reflected IR) berhubungan dengan mineral; ration antara band 5 dan 7 berguna untuk mendeteksi batuan dan deposit mineral.

Band 7, (10,4-12,5 mikrometer; thermal IR) berguna untuk mencari lokasi kegiatan geothermal, mengukur tingkat stess tanaman, kebakaran, dan kelembaban tanah. (Sabins , 1986 dan Jensen, 1986). Berbeda dengan metode pasif, metode aktif mengenal obyek dengan cara satelit memancarkan energi sendiri Sensor ini biasanya digunakan oleh Radarsat (milik kanada), ERS (ESA), dan PAL SAR (milik Jepang).
Elemen proses pengumpulan data meliputi :
   a.     Sumber energi 
   b.     Perjalanan energi melalui atmosfer 
   c.     Interaksi antara energi dalam kenampakan di muka  bumi 
   d.     Sensor wahana pesawat terbang dan/atau satelit dan 
   e.     Hasil pembentuk data dalam bentuk piktorial dan/atau 
          bentuk numerik. Singkatnya, menggunakan sensor untuk 
merekam berbagai variasi pancaran dan pantulan energi elektromagnetik oleh kenampakan permukaan bumi. (Lilesand dan Kieffer, 1990)
Satelit penginderaan jauh menghasilkan data memiliki karakteristik pemanfaatan yang tergantung dari rencana pemanfaatan agar bisa digunkan secara efektif dan efisien. Karakteristik data penginderaan jauh (Sri Hardiyanti P. Dan Tjaturahono Budi S., 2008)  :

a.     Karakteristik atau resolusi spasial yaitu ukuran obyek terkecil masih dapat terdeteksi atau jarak minimum dua obyek agar kedudukan tersebut dapat dideteksi terpisah oleh sensor. Contoh resolusi spasial adalah data satelit Landsat ETM mempunyai resolusi spasial 30 m pada multispektralnya 15 m pada sensor pankromatiknya. Data satelit meteorologi dan lingkungan NOAA (National Oceanic and atmosphere Administration) mempunyai resolusi spasial sekitar 1 km pada arah sedang data Ikonos adalah 4 m pada kanal multispekrtral dan 1m pada kanal pankromatik.

b.    Lebar sapuan (Swath Width) yaitu lebar permukaan bumi yang diinderaja sekaligus pada satu saat penginderaan. Ukuran ini biasanya memberikan ukuran scene standar data satelit yang bersangkutan. Contoh lebar sapuan data Landsat adalah 185 km sehingga scene standarnya adalah 185 km x185 km. Lebar data sapuan data SPOT adalah 60 km, sedangkan sapuan data NOAA adalah 2300 km.

c.     Karakteristik atau resolusi spektral yaitu jumlah kanal spektral dan makin sempitnya tiap-tiap kanal spektral tesebut. Contoh data Landsat ETM mempunyai 7 kana spektral dan 1 kanal pankromatik data SPOT 4  dan 5 mempunyai kanal (band) spektral dan satu pankromatik.

d.    Resolusi temporal yaitu periode waktu (standar) satelit kembali berada di atas tempat yang sama di bumi. Contoh resolusi temporal data Landsat 7 adalah 16 hari, data SPOT periode ulang 26 hari (standar), data NOAA empat kali dalam sehari semalam. 
Pengolahan data berupa klasifikasi piksel sebagai representasi obyek atau fenomena di permukaan bumi. Prosedur pengolahan data membuka data atau mengimport data satelit yang akan digunakan ke dalam format yang sesuai dengan format perangkat lunak yang di gunakan (ILWIS). Kemudian melakukan koreksi geometrik (Geo-referencing). Koreksi ini berfungsi untuk mendefinisikan  hubungan antara baris dan kolom suatu data raster dengan posisinya pada sistem koordinat kartesian (X,Y). Data citra raster (RAW DATA)  yang telah diimport.

Setelah selesai tahap proses koreksi  geometrik atau georeference pada  citra yang belum terkoreksi, processing crops/subsite citra atau pemotongan citra dapat dilakukan dengan tujuan untuk lebih fokus pada wilayah atau area yang akan dilakukan interpretasi, selain itu hal ini dapat meringankan proses kinerja pada  komputer dengan mengingat besarnya ukuran file data yang ada pada citra. Selajutnya dibuat Mosaik citra dilakukan dengan tujuan untuk penggabungan beberapa citra yang bersebelahan sehingga dapat membentuk liputan citra baru yang lebih luas. Hal ini juga dapat  dilakukan untuk penggabungan beberapa scane citra satelit dengan path dan raw yang bersebelahan. Interpretasi dan digitasi dari Data Citra Satelit.ahap selanjutnya adalah digitasi pada layer (on-screen digitizing) bertujuan mengumpulkan data digital yang memiliki topologi unsur berupa: titik (point), garis (line), dan area (polygon). Langkah terakhir yaitu melakukan analisis terhadap hasil pengolahan citra sesuai bidang.

       Tujuan pengolahan data sebagai pemertajam data digital menjadi suatu tampilan yang dapat memberikan informasi. Hasil-hasil pengolahan citra dalam bentuk peta digital tidak mudah diinterpretasikan secara langsung sehingga diperlukan teknologi SIG untuk menggambarkannya dalam bentuk peta tematik. Teknologi SIG merupakan sistem informasi berbasis komputer yang dapat  digunakan untuk memproses data bereferensi geografis yang berhubungan dengan semua keadaan di dunia
Data input di gunakan untuk mengumpulkan dan mempersiapkan data dalam mengkonversi atau mentransformasikan format data asli ke dalam format yang dapat digunakan SIG. Analisis data adalah menetukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG, selain itu analisis data bisa melakukan pemodelan data untuk memperoleh hasil yang dihrapkan. Manajemen dan pengolahan data adalah pengorganisasian baik data maupun atribut ke dalam basis data sehingga mudah di panggil dan diedit (Harmon J. E., dan Anderson J. S, 2003). Informasi selanjutnya berupa tabel, peta yang menginformasikan tentang obyek yang diamati.

Resolusi Radiometrik dari datanya, pada umumnya adalah 8 bit, atau berjenjang dari tingkat 255. Namun data kanal thermal satelit NOAA adalah 10 bit y.i dari 0 sampai 1024 data radar biasanya 16 bit.
 

Komentar